20 Kasus DBD Tercatat Sepekan April 2024, Warga Situbondo Diminta Waspada

Foto dok. Pengasapan atau fogging yang dilakukan di daerah Mojopanggung, Tulungagung, Jawa Timur. (ANTARA/Destyan Handri Sujarwoko) Foto dok. Pengasapan atau fogging yang dilakukan di daerah Mojopanggung, Tulungagung, Jawa Timur. (ANTARA/Destyan Handri Sujarwoko)

Tulungagung: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung menerapkan kesiapsiagaan tinggi dalam menangani lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut dalam tiga bulan terakhir. Hingga Maret 2024, total kasus DBD di Tulungagung mendekati 200.

"(Kita siaga) karena puncak (wabah) DBD diprediksi terjadi pada April ini, sehingga masyarakat diimbau untuk waspada," ucap Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani dikutip dari Antara, Senin, 8 April 2024.

Kasus DBD di daerah tersebut tercatat sebanyak 56 kasus pada Januari 2024. Seiring berjalannya waktu, kasus meningkat di angka 89 pada Februari 2024, dan meningkat kembali sebanyak dua kali lipat pada Maret 2024 mencapai 196 kasus.

Sepanjang pekan pertama April 2024, Dinkes Tulungagung mencatat 20 kasus DBD. Dinkes Tulungagung juga mencatat 9 orang meninggal dunia akibat DBD sepanjang tahun berjalan 2024.

“Untuk yang meninggal totalnya sembilan orang, dengan rincian Januari dua orang, Februari tiga orang, Maret empat orang,” terang Desi.

Angka kasus DBD tahun ini dilaporkan melonjak tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 206 kasus. Desi pun mengatakan, ini merupakan siklus lima tahunan. Selain itu, kondisi cuaca yang tidak stabil juga mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

"Kami memprediksi puncak kasus DBD tahun ini terjadi pada April, sehingga kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada," ucapnya.

Di Tulungagung, kasus ditemukan hampir merata di seluruh kecamatan. Desi menyatakan lonjakan yang tinggi ini masih belum termasuk kategori kejadian luar biasa (KLB) meskipun sudah banyak pasien yang tengah menjalani perawatan di sejumlah puskesmas atau rumah sakit. Ini karena ketentuan KLB harus mencapai beberapa parameter.

"Untuk melakukan penanggulangan kasus DBD, selain fogging (pengasapan), kami gencar menggalakkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)," ujarnya. 


(SUR)

Berita Terkait