SURABAYA : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan empat rumah rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,6 yang berpusat di Laut Jawa, Jumat 15 April 2023. Kerusakan rumah tersebut terdapat di dua lokasi berbeda.
Lokasi pertama, di Jawa Barat sebanyak dua unit rumah dengan rincian satu rusak berat di Desa Banjar, Kecamatan Banjar dan satu lainnya rusak ringan di Desa Cikembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
“Sedangkan di Provinsi Jawa Timur, dua rumah juga terdampak guncangan gempa. Dua rumah mengalami kerusakan dengan tingkat sedang, masing-masing di Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember dan lainnya di Desa Panggul, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek,” ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu 15 April 2023.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mengonfirmasi adanya seorang warga meninggal dunia saat gempa terjadi. Korban meninggal berusia lima tahun di Desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, diduga terkejut saat guncangan terjadi. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kekuatan gempa dimutakhirkan dari magnitudo 6,6 menjadi magnitudo 6,9.
baca juga : 15.408 Napi di Jatim Diusulkan Terima Remisi Lebaran, 70 Persen dari Total Warga Binaan
Gempa yang berpusat di 65 Km barat laut Tuban, Jawa Timur itu berada pada kedalaman 643 Km. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa berada di laut dan tidak berpotensi tsunami. Berikut ini informasi yang diterima Pusdalops BNPB dari sejumlah BPBD.
Guncangan gempa dirasakan warga Kota Banjar, Jabar, selama 3-5 detik. Pada wilayah Kabupaten Jember, warga merasakan gempa dengan durasi yang sama, 3-5 detik. BPBD melaporkan situasi di tengah masyarakat tidak ada kepanikan.
Sementara, di Kota Surabaya, BPBD menginformasikan guncangan gempa pada intensitas lemah, 1-2 detik. Situasi aman terkendali dan tidak ada kepanikan warga. Sedangkan di sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Tuban, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora, BPBD masih melakukan pemantauan di wilayahnya.
Berdasarkan analisis BMKG, fenomena yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia, yang tersubduksi hingga di bawah Laut Jawa. Analisis selanjutnya, mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki pergerakan turun atau normal fault.
Dilihat dari parameter MMI atau modified Mercalli intensity, gempa bumi berdampak dan dirasakan warga di daerah Kuta dengan skala V MMI. Sedangkan di Karangkates, Trenggalek, Gianyar, Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk, Pacitan, Kediri, Tuban, Garut, Mataram, intensitas yang dirasakan pada skala IV MMI. Di wilayah Pelabuhan Ratu, Labuan, Tabanan, teridentifikasi intensitas pada III MMI. Semakin tinggi tingkat skala MMI, dampak gempa dapat berpotensi tinggi.
BMKG mendeskripsikan V MMI sebagai getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun. BMKG melaporkan tidak ada gempa susulan atau aftershock yang terdeteksi sampai dengan Jumat sore 14 April 2023 pukul 17.30 WIB.
(ADI)