SURABAYA : Jemaah umrah Indonesia menjadi penyokong perekonomian Arab Saudi karena paling royal atau memiliki daya beli tinggi dibandingkan jemaah dari negara lain. Menurut Konsul Jenderal (Konjen) RI untuk Jeddah, Eko Hartono, jemaah umrah Indonesia merupakan jemaah terbesar kedua setelah Pakistan. Setiap tahun, Pakistan mengirim sekitar 1,5 juta jemaah umrah. Sementara Indonesia mengirim sekitar 1,2 juta jemaah umrah.
"Jemaah umrah Indonesia itu nomor dua terbesar setelah Pakistan, Data tahun 2019, jumlah jemaah umrah kita tercatat 1,2 juta," ujar Eko, Kamis 9 Desember 2021.
Namun dari sisi daya beli, jemaah umrah Indonesia lebih royal atau lebih banyak menghabiskan uang untuk berbelanja, dibandingkan jemaah umrah Pakistan. Hal ini membuat jemaah umrah Indonesia menjadi penyokong perekonomian Arab Saudi.
"Spending orang Indonesia lebih tinggi dari Pakistan baik itu akomodasi, konsumsi, dan lainnya. Hotel-hotel utama di Mekkah dan Madinah juga banyak dihuni oleh jemaah kita untuk hotel bintang 4 dan 5. Ini yang sangat menyokong perekonomian Arab Saudi," kata Eko.
Baca Juga : Marak Varian Omicron, Alhamdulillah Jamaah Umrah Indonesia Tetap Bisa ke Mekkah
Dia mengungkapkan, meski saat ini ada sekitar 16 negara yang telah mengirim jemaah umrah dengan jumlah total sekitar 111.000 jemaah, namun dampak ekonominya terhadap Arab Saudi belum terasa. "Sebelum lima negara besar, yaitu Pakistan, Indonesia, Mesir, India, dan Turki datang (beribadah umrah, Red), dampaknya belum akan banyak. Dampak ekonominya terhadap Saudi belum akan terasa walaupun sudah lumayan dari jemaah negara lain dan juga jemaah lokal. Terutama Indonesia sebagai pengirim terbesar kedua," tutur Eko.
Sampai saat ini, lanjutnya, jemaah umrah dari Pakistan belum datang ke Arab Saudi, karena masih melihat perkembangan kasus covid-19 dan mempertimbangkan peningkatan biaya umrah. "Indonesia nanti Insya Allah pertengahan Desember ini, jemaah umrah sudah mulai datang . Itu yang menyebabkan bahwa pihak Saudi sangat berharap agar jemaah umrah Indonesia segera datang untuk segera menggerakkan ekonomi," ujar Eko.
(ADI)