Kuliahnya Farmasi, Alumnus Unair Ini Malah Jadi Pianis Hebat di Eropa

Alumnus Unair Felix Justin dan Astari Noor Pratiwi yang kini berkarier sebagai musisi. Foto: Zoom Alumnus Unair Felix Justin dan Astari Noor Pratiwi yang kini berkarier sebagai musisi. Foto: Zoom
Jakarta:  Latar belakang pendidikan tidak menghentikan langkah dua alumni Fakultas Farmasi (Alfas) Universitas Airlangga (UNAIR) Felix Justin dan Astari Noor Pratiwi untuk meraih mimpi.  Kedua anggota Alfas tersebut menceritakan bagaimana perjalanan mereka dari seorang lulusan farmasi hingga sukses berkarir sebagai musisi.

Felix Justin, telah dikenal sebagai salah satu pianis Indonesia yang berkesempatan tampil di hadapan Ratu Belanda dan Ratu Belgia. Siapa sangka jika jenius musik tersebut memiliki latar belakang pendidikan yang jauh dari musik, yakni lulusan farmasi Unair angkatan 2003.

Peraih beasiswa Erasmus di Royal College of Music London tersebut selama 10 tahun belakangan telah melebarkan sayapnya dari konser ke konser di penjuru Belanda.  Kecintaan Felix pada piano telah muncul sejak usia 3,5 tahun.

Namun titik balik kariernya menuju dunia musik justru dimulai setelah lulus dari Unair. “Di Unair dulu aktif di paduan suara. Lalu setelah lulus, sempat dua tahun mengajar di Sekolah Musik Irama di Surabaya. Tahun 2010, aku berangkat ke Eropa untuk belajar musik, hingga sekarang menetap kerja di Utrecht Belanda,” ungkap lulusan FF UNAIR bergelar cum laude tersebut, dalam keterangan tertulis Unair, Rabu, 23 September 2020.

Baca juga:  ITB Borong Emas di Kompetisi Nasional MIPA 2020

Ditanya mengenai tantangan dalam Farmasi dan musik, Felix menjawab, bahwa keduanya memiliki tantangan dan keunikan yang berbeda satu sama lain. Dalam farmasi, standar yang digunakan untuk menilai mahasiswa adalah nilai.

Sementara dalam sekolah musik, kualitas mahasiswa dinilai lewat ‘rasa’. “Dan tentunya panggilan hati Saya untuk saat ini adalah musik. Ya, meskipun teman-teman di sini (Belanda) masih sering tanya-tanya tentang obat karena tahu Saya lulusan farmasi,” katanya sambil bergurau.

Sementara itu bagi Astrid, panggilan akrab Astari, banting setir menuju dunia musik adalah salah satu keputusan terbesar yang pernah ia buat. Sebelum aktif bekerja sebagai guru piano, Astrid telah aktif bekerja selama lima tahun di sebuah pabrik farmasi di Bogor.

Hingga 2010, dirinya memilih pindah ke Jakarta untuk bekerja di bidang personality development serta mengawali karir sebagai guru piano.

“Salah satu pencapaian terbesar Saya adalah mendapat kesempatan mengajar di sekolah musik milik musisi kenamaan Purwacaraka. Ikut tes, wawancara langsung dengan beliau, serta serangkaian kualifikasi lain,” kata alumni FF angkatan 2008 itu.

Astrid yang telah mengenal dunia piano sejak SD tersebut mengatakan, lingkungan sangat berpengaruh terhadap kecintaannya terhadap dunia musik. Lingkungan yang suportif dianggap mampu mendorongnya untuk lebih sukses meraih dan mempertahankan mimpinya.  Begitu pula dengan Felix yang memilih Belanda sebagai tujuan studinya, karena negara tersebut bersikap lebih terbuka dan adaptif terhadap mahasiswa asing. Z


(IDM)

Berita Terkait