JAKARTA: Tiket pesawat dikabarkan akan segera naik menyusul melonjaknya harga avtur. Bahan bakar pesawat ini naik hingga 20% dari harga awal imbas konflik Rusia dengan Ukraina.
Maskapai nasional PT Garuda Indonesia, Tbk misalnya, mengaku tengah mengkaji kenaikan tiket pesawat akibat harga avtur yang melambung.
"Harga avtur meningkat tentu berdampak ke cost (biaya) perusahaan. Kita lagi detailkan dampaknya," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra kepada wartawan, Selasa (15/3).
Dia mengatakan, Garuda masih berdiskusi dengan Kementerian Perhubungan perihal rencana pemberlakuan kenaikan tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB) tiket pesawat.
BACA: Bandara Juanda Terbangkan Jemaah Umrah, Seminggu 2 Kali
Rencana kenaikan tiket pesawat diharapkan perusahaan maskapai negara itu tidak membebankan masyarakat kedepannya. "Tapi kan kami juga menyadari ada kepentingan publik terkait ini," pungkasnya.
PT Pertamina (Persero) diketahui telah menaikkan harga bahan bakar pesawat atau avtur sebesar US$1,5 per liter yang berlaku dari 1-14 Maret 2022.
Harga avtur untuk penerbangan internasional dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang misalnya, dipatok US$76,9 per liter. Untuk penerbangan domestik sebesar Rp11.967,55 per liter.
Terpisah, Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) Alvin Lie berpendapat, maskapai tidak boleh merugi terus seiring kenaikan harga avtur. Oleh karena itu, dia setuju jika harga tiket pesawat naik tapi dalam batas yang wajar.
"Kami tidak ingin airline ini rugi, tapi juga perlu mempertimbangkan daya beli masyarakat. Sehingga, kalau pun harus naik, airline harus memberlakukan harga tiket yang fleksibel," sebutnya.
(TOM)