8 Amalan Sunnah di Bulan Muharram

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA : Banyak amalan sunnah di Bulan Muharram yang bisa dilakukan Muslim untuk meraih pahala. Beberapa amalan di Bulan Muharram yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Berikut Amalan Sunnah di Bulan Muharram yang bisa dilakukan untuk meraih pahala:

1. Puasa Muharram

Puasa sunnah di Bulan Muharram memang yang paling utama yakni puasa Arafah. Namun, tidak hanya Puasa Asyura, puasa sunnah di Bulan Muharram juga menurut para ulama Syafi'iyah sangat mustahab. Puasa di Bulan Muharram boleh dilakukan kapan pun tanggal 1,2 atau tengah-tengah bulan.

Puasa Muharam bukan hanya tanggal 9-10 Muharram. Keutamaan Puasa Muharram merupakan sebaik-sebaiknya puasa setelah Ramadhan. Pahala puasa Muharram juga dilipatgandakan. Sebab, Bulan Muharram merupakan satu dari empat bulan mulia dan disebut dengan bulannya Allah atau syahrullah.

2. Puasa Arafah

Bulan Muharram juga dinamakan Syahrullah atau Bulan Allah. Dari Abu Hurairah radhiallahu‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim).

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An Nawawi menyebutkan bahwa, “Hadits ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah.” Asyura berasal dari kata asyara, artinya bilangan sepuluh. Secara istilahi Puasa Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram pada Kalender Islam Hijriyah. Hukum puasa Asyura adalah sunnah; maksudnya dianjurkan dan berpahala bagi yang mengerjakannya namun tidak berdosa bagi yang tidak mengerjakannya.

Adapun keutamaan shaum tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam hadits dari Abu Qatadah, bahwa shaum tersebut bisa menghapus dosa-dosa kita selama setahun yang telah lalu (HR Muslim 2/819). Imam An Nawawi ketika menjelaskan hadits di atas beliau berkata: “Yang dimaksud dengan kaffarat (penebus) dosa adalah dosa-dosa kecil, akan tetapi jika orang tersebut tidak memiliki dosa-dosa kecil diharapkan dengan shaum tersebut dosa-dosa besarnya diringankan, dan jika ia pun tidak memiliki dosa-dosa besar, Allah akan mengangkat derajat orang tersebut di sisi-Nya.”

3. Puasa Tasu'a

Rasulullah memerintahkan untuk berpuasa tanggal 9 Muharram untuk membedakan diri dengan orang Yahudi yang hanya melaksanakan puasa tanggal 10 Muharram. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: pada saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shaum Assyura dan memerintah para sahabat untuk melaksanakannnya, mereka berkata, “Wahai Rasulullah hari tersebut (assyura) adalah hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani”.

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Insya Allah jika sampai tahun yang akan datang aku akan shaum pada hari kesembilannya”. Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal sebelum sampai tahun berikutnya” (HR Muslim 1134).

4. Puasa 11 Muharram

Sebagian ulama berpendapat, dianjurkan melaksanakan puasa tanggal 11 Muharram, setelah puasa Asyura’. “Puasalah hari Asyura’ dan jangan sama dengan model orang Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Ahmad, Al Bazzar).

5. Meluaskan Belanja

Dari hadits Abi Said Al Khudhri Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Siapa yang meluaskan belanja kepada keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan meluaskan atasnya belanja selama setahun.”

6. Bersedekah pada Hari Asyura

Rasulullah bersabda, “Siapa yang puasa hari Asyura, dia seperti puasa setahun. Dan siapa yang bersedekah pada hari itu, dia seperti bersedekah selama setahun.”

Pada hari itu juga disunnahkan untuk bersedekah, menurut kalangan mazhab Malik. Sedangkan menurut mazhab lainnya, tidak ada landasan dalil yang secara khusus menyebutkan hal itu. Sebabnya adalah karena mereka mendhaifkan hadits tersebut di atas. Sedangkan bersedekah dengan dasar keumuman keutamaan bulan Muharram dan keumuman sunnah shadaqah, maka hukumnya mubah.

7. Menyantuni anak yatim dan menjamu tamu

Diriwayatkan juga bahwa Rasul SAW menyayangi anak2 yatim, dan lebih menyayangi mereka pd hari 10 muharram (Asyura). dan menjamu serta bersedekah pd 10 muharram bukan hanya pada anak yatim tapi keluarga, anak, istri, suami dan orang orang terdekat, karena itu sunnah Beliau SAW dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh. (Faidhul qadir juz 6 hal 235-236).

8. Doa Awal dan Akhir Tahun

Adalah baik memperbanyak doa di waktu apa pun,termasuk pada akhir tahun dan awal tahun, juga pada Hari Asyura.


(ADI)