"Kami mencoba menguatkan atraksi jungle track dan riverside coffee di TNMB dengan masyarakat lokal sebagai pelakunya," ujar ahli pemasaran dari Program Studi Agribisnis Unej, Ebban Bagus Kuntadi dikutip dari Antara, Selasa, 28 Mei 2024.
Atraksi jungle track dibuat untuk menyusuri hutan TNMB di zona pemanfaatan. Atraksi ini memamerkan keindahan panorama taman nasional tersebut.
Riverside coffee adalah kegiatan menikmati kopi di tepi sungai di kawasan taman nasional yang terletak di Kabupaten Jember dan Banyuwangi. Atraksi ini memberikan pengalaman unik dan berkesan.
Ebban menjelaskan bahwa ekowisata adalah kegiatan konservasi yang juga berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat desa penyangga, sekaligus memberi insentif bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam konservasi.
"Kegiatan penguatan atraksi jungle track dan riverside coffee TNMB juga diikuti dua mahasiswa University of the Philippines Los Baños yang sedang mengikuti pertukaran pelajar di Unej," katanya.
Kedua mahasiswa tersebut merasa terkesan dengan kegiatan ini karena selain berdampak positif pada masyarakat lokal dan lingkungan, juga memberi mereka pengalaman ekowisata di Indonesia.
"It's excited trip that has never been before (ini adalah perjalanan menyenangkan yang belum pernah dirasakan)," kata Cheska Andrea C Avenido, mahasiswa College of Development Communication, University of the Philippines Los Baños.
Kepala Balai TNMB Nuryadi mengatakan bahwa konservasi di TNMB dilakukan melalui berbagai langkah, mulai dari perlindungan, pelestarian, hingga pemanfaatan.
"Dalam pelaksanaannya, kami tidak dapat sendiri karena perlu keterlibatan berbagai pihak termasuk perguruan tinggi seperti para akademisi Unej yang dapat mendorong masyarakat desa penyangga untuk tidak melakukan tindakan destruktif," tuturnya.
Menurut Nuryadi, masyarakat sekitar hutan didorong untuk melindungi dan melakukan konservasi karena TNMB memiliki keanekaragaman hayati dan fauna yang luar biasa. Beberapa satwa yang dilindungi di TNMB termasuk macan tutul, banteng, elang jawa, penyu hijau, dan rafflesia, yang menjadi prioritas pelestarian, serta beberapa spesies lain yang juga dilindungi.
Ketua Dewan Pengarah Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jatim, Ihsannudin, juga mengapresiasi kegiatan penguatan pemasaran ekowisata di TNMB.
"Ekowisata beda dengan wisata umumnya, selain harus melibatkan masyarakat lokal juga harus bermuatan interpretasi dan edukasi. Ekowisata harus mendukung aktivitas konservasi dan bukan sebaliknya," ucap dosen Fakultas Pertanian Unej itu.
(SUR)