SURABAYA : Polsek Rungkut menutup proses penyelidikan atas kematian bocah yang jasadnya ditemukan sudah rusak. Polisi berkesimpulan bocah itu meninggal akibat bunuh diri dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Penyelidikan kasus ini pun ditutup.
“Hasil penyelidikan tidak ada unsur pidana, bunuh diri. Saya sudah tanya ke pihak sekolah dan keluarga, itu hasilnya,” kata Kanitreskrim Polsek Rungkut, Iptu Djoko Soesanto, Rabu 27 April 2022.
Djoko mengaku sudah menjelaskan hasil penyelidikan tersebut ke pihak keluarga. Selain itu, ibu korban juga telah mengetahui barang bukti yang ditemukan di lapangan. “Saya sudah bertemu ibu korban, dan diterima. Kami juga menunjukkan semua barang bukti, katanya iya barang lengkap semua,” jelasnya.
Ditanya terkait gigi korban yang rontok dan dianggap janggal oleh keluarga, Djoko menjelaskan berdasarkan pernyataan dokter hal itu lumrah terjadi jika pembusukan jenazah berada di luar ruangan.
“Kalau soal gigi rontok, itu (jasad) sudah 1 bulan lebih dan di luar. Jadi gigi hilang itu sudah biasa, itu dokter yang bilang. Pembusukan 18-90 hari kisarannya, kalau 90 hari bisa hilang semua giginya, Jadi itu posisinya di luar ruangan sehingga proses pembusukan lebih cepat, berbeda dengan di dalam ruangan. Kata tim inafis seperti itu,” tambah Djoko.
Baca juga : Pelajar SMP di Surabaya Ditemukan Tewas Gantung Diri
Sementara itu, Wakil Kepala SMP Negeri 23 Surabaya bidang Kesiswaan, Siti Halimah, mengatakan tidak pernah ada perundungan kepada bocah tersebut. “Tidak ada peristiwa bullying yang dialami VT di sekolah,” kata Halimah.
Bahkan, kata Halimah, para siswa saling membantu selama jam pelajaran di kelas. Meski termasuk murid inklusi, korban tidak pernah menyusahkan orang lain selama berada di sekolah. “Semua siswa di sini saling membantu dan Valen bukan tipikal anak yang merepotkan. Dia justru mandiri dan suka mengeksplor. Teman-temannya juga sayang sama dia,” jelasnya.
(ADI)