Mengintip Nasib Pawang Hujan di Era Teknologi

Imam Sholikin saat mencoba menunda turunnya hujan di kawasan tempat tinggalnya (Foto / Metro TV) Imam Sholikin saat mencoba menunda turunnya hujan di kawasan tempat tinggalnya (Foto / Metro TV)

NGAWI : Profesi pawang hujan memang sudah sangat jarang ditemui. Di era serba teknologi, masyarakat juga mulai meninggalkan dengan keberadaannya. Bahkan kini melalui kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan maka bisa dilakukan dengan cara modifikasi cuaca.

Imam Sholikin salah satu warga di kabupaten Ngawi ini memiliki kemampuan yang jarang dimiliki oleh kebanyakan orang. Yakni dengan profesi sebagai pawang hujan. Dengan sejumlah sarana yang diyakini dapat mengendalikan cuaca ini, ia berusaha untuk menggeser awan gelap yang akan turun hujan untuk terang kembali.

Ia tetap menekuni profesi sebagai pawang hujan meski saat ini sudah dijaman serba teknologi. Tidak jarang ada warga yang masih memanfaatkan jasanya, terutama saat mereka akan menggelar acara hajatan seperti pernikahan dan khitanan.

"Kalau musim hajatan sehari ada sekitar 3 sampai 5 warga yang ingin dibantu agar acaranya lancar dan tidak hujan saat acara berlangsung," kata Imam.

Diakuinya, ia tidak dapat menghentikan hujan namun hanya menunda turunnya hujan. Sehingga ketika acara selesai maka hujan biasa langsung turun. Meski begitu, ia menyatakan jika setiap usaha yang dilakukannya tetap atas dasar meminta dan memohon pertolongan kepada yang maha kuasa.

"Hujan atau terang itu kuasa Allah," terangnya.

Seperti diketahui, jika saat ini memang sudah jarang profesi pawang hujan. Dengan kemajuan teknologi manusia sekarang sudah dapat melihat prakiraan cuaca, serta melakukan modifikasi cuaca.

Namun profesi pawang hujan diyakini pasti tetap akan ada meski sangat jarang orang yang memiliki kemampuan itu.


(ADI)

Berita Terkait