PONOROGO : Menjadi pramugari menjadi impian sejumlah orang. Selain gaji yang cukup gede, pekerjaan tersebut memungkinkan seseorang untuk terbang gratis ke sejumlah tempat. Namun, Realita Ika Prastika (29) justru memilih jalan lain. Mantan pramugari justru pensiun dan memilih jualan plafon.
Realita menjadi pramugari setelah lamarannya diterima salah satu maskapai penerbangan pada 2012. Rere, sapaan akrab Realita Ika Prastika, sudah merasakan terbang dari Sabang sampai Merauke. Paling suka saat terbang ke Papua, apalagi jika menginap. Menurutnya, warga Papua sangat friendly. Dia pun bisa jalan-jalan menikmati pantai di Papua.
"Saya jadi pramugari setelah lulus SMA pada 2012 hingga 2017," ujar lulusan SMAN 2 Ponorogo itu.
Setelah tak lagi menjadi pramugari, Rere sempat membuka laundry. Usahanya bertahan selama 2 tahun. Kemudian memilih membuka usaha plafon bersama sang suami pada 2019. Awalnya, Rere berjuang berdua dengan sang suami. Tidak ada karyawan yang membantu. Jadi setiap ada pembeli, dia yang melayani.
Baca juga : Hafal Alquran 15 Juz, Pelajar 14 Tahun di Gresik Ini Lolos Masuk Unair
"Termasuk angkut-angkut ke truk. Saya juga menghafalkan jenis plafon yang dijual. Jadi ya biar tahu. Nggak malu kalau ada pembeli tanya," bebernya.
Menurutnya, ada beberapa perbedaan antara menjadi pramugari dan tukang plafon. Seorang pramugari harus bekerja sendiri dan ontime serta dislpin. Saat terbang juga harus menguasai situasi. Melayani penumpang pesawat dengan berbagai karakter.
"Tanggung jawabnya besar. Siap jadi dokter, satu untuk semua. Semua harus ready, saat emergency harus tetap senyum. Seperti ke Ambon, pesawat sempat trouble, " terangnya.
Sementara usaha sendiri lebih fleksibel. Sebab bisa mengatur sesuai keinginan sendiri. Dia mengaku melakoni saja. Memulai usaha dari nol tanpa ada karyawan. Dia juga belajar tentang ilmu perplafonan.
"Saat ini alhamdulillah sudah ada dua karyawan. Bulan depan setelah Lebaran ada buka cabang di Madiun," tegasnya.
Terkait omzet, Rere mengaku jadi pramugari ada gaji bulanan yang dipegang. Namun menjadi tukang plafon hasilnya juga besar. "Usaha ini dua kali lipat. Tapi bisa turun, tergantung pasar," pungkasnya.
(ADI)