Demam Berdarah di Probolinggo, 14 Orang Meninggal dalam Enam Bulan

Ilustrasi Ilustrasi

PROBOLINGGO: Warga Kabupaten Probolinggo harus tetap waspada terhadap penyakit demam Berdarah Dengue (DBD). Tercatat, selama enam bulan terakhir, sebanyak 174 orang terjangkit DBD dan 14 jiwa meninggal dunia.

“DBD biasanya merebak pada musim penghujan, tetapi di musim kemarau seperti sekarang tidak menutup kemungkinan masih ada kasus DBD,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Dewi Vironica, Kamis, 6 Juli 2023.

Pada puncak musim penghujan tahun 2023 ini DBD merebak di Kabupaten Probolinggo. Pada Januari sebanyak 51 kasus DBD, Februari 52 kasus, dan Maret 52 kasus. Pada April kasus DBD menurun menjadi tujuh kasus.

“Mei kembali meningkat dengan 21 kasus dan terakhir, Juni dengan 13 kasus DBD,” kata perempuan kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur itu.

BACA: Sempat Tak Sadarkan Diri, Kondisi Budayawan Cak Nun Membaik

Sedangkan kasus DBD yang diikuti kematian pasiennya terjadi di Kecamatan Kraksaan dengan tiga kasus, Kecamatan Krejengan dan Kecaatan Geniding dengan masing-masing dua pasien meninggal dunia.

Selain itu, di Kecamatan Pakuniran, Paiton, Besuk, Pajarakan, Tiris, Tongas, dan Kecamatan Bantaran masing-masing dengan satu pasien meninggal dunia.

“Sebenarnya, semua pasien DBD sudah kami tangani maksimal, tetapi masih ada yang meninggal dunia,” kata Dokter Viro, panggilan panggilan akrab dr. Dewi Vironica.

Ia mengingatkan agar warga selalu menjaga kebersihan lingkungannya. Sebab lingkungan yang kotor apalagi lembab dan banyak genangan air akan menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti, yang membawa virus dengue.

Masyarakat pun agar bisa mengantisipasi kasus DBD ini dengan cara meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan. Salah satunya dengan rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

"DBD bisa dicegah dengan 5M yakni, menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, membuang kaleng bekas dan memasukkan ikan cupang atau bubuk abate ke dalam setiap genangan air, " pesannya.


(TOM)

Berita Terkait