TULUNGAGUNG : Meski sudah tak lagi muda, namun semangat Hartoyo untuk tetap berkarya terus terasah. Warga Kelurahan Bago, Tulungagung ini memanfaatkan potongan kayu limbah mebel menjadi sebuah karya miniatur wayang kayu serta relief hiasan dinding. Kendati karya pahatan ini dibuat untuk koleksi pribadi, namun jika ada yang menawar akan di lepas dengan harga sesuai kesepakatan.
Di bengkel yang berada halaman depan rumahnya yang adem dan sejuk, Hartoyo menghabiskan waktunya. Di tempat ini, pensiuan ASN Dishub ini menggunakan ketrampilan memahatnya untuk membuat karya seni.
Untuk dijadikan sebuah miniatur wayang kayu, potongan kayu yang sudah rata permukaannya dibuat mal terlebih dahulu. Kemudiannya di gergaji maupun di pahat disesuaikan dengan ketebalan kayu. Agar wayang kayu nampak bagus, proses penghalusan dan kombinasi warna yang tepat. Semua proses ini membutuhkan kesabaran dan ketelatenannya yang luar biasa.
Sementara, untuk wayang kayu, tokoh yang paling sering di buat yakni, punakawan, Hanoman dan pendawa lima yang dapat diselesaikan dalam satu hari. Sedangkan relief untuk hiasan dinding dibuat lebih lama, karena saat proses pemahatan membutuhkan pikiran yang fresh.
"Kalau wayang sudah ada contoh dan bentuknya sama. Nah kalau relief, konsepnya berbeda sehingga lebih sulit," terangnya.
(ADI)