MALANG : Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) akan melakukan ekskavasi lanjutan pada situs Srigading di Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Malang. Upaya penggalian ini dilakukan karena ada banyak misteri yang belum terungkap pada situs peninggalan Mpu Sindok era Mataram Kuno ini.
"Tahap dua ini akan mencoba menampakkan melanjutkan pekerjaan yang kemarin ya. Menampakkan sisi timur. Jadi nanti diharapkan kita mendapatkan menampakkan keseluruhan bangunan," kata Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho Wicaksono, Jumat 18 Februaru 2022.
Wicaksono menambahkan, ekskavasi tahap kedua nantinya bakal menggandeng Yayasan Kaloka Jawa Timur dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, terkait status lahan ekskavasi yang dimiliki oleh masyarakat. Nantinya dana ekskavasi inilah yang bakal dibiayai setengahnya oleh Yayasan Kaloka.
"Tujuannya menampakkan keseluruhan bangunan ya yang tersisa bagian kaki. Toh juga tidak terlalu besar 8 x 8 meter. Nah sehingga kita coba kalkulasi selama 6 hari nanti sebisa mungkin nampak semua. (Ekskavasi) kedua ini kita coba saya menghitung kebutuhan Rp50 juta, mendapatkan sumbangan dari Yayasan Kaloka Jatim," katanya.
Baca juga : MUI Jatim : Pedepokan Tunggal Jati Nusantara Sesat
Rencananya ekskavasi tahap kedua di Situs Srigading Malang ini bakal dimulai pada Senin depan 21 Februari 2022. Dimana ekskavasi direncanakan selama enam hari dan melibatkan tenaga lebih banyak lagi, demi memudahkan pembukaan sisi timur candi.
"Kita akan nambahkan sekitar 6 sampai 7 tenaga lagi untuk besok. Jadi sekitar 20an ya, khusus untuk status lahan kan masih milik masyarakat, sehingga nanti itu dibicarakan kepada pemilik lahan dan pemerintah kabupaten," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Situs Srigading Malang dilakukan penggalian atau ekskavasi sejak Senin 14 Februari 2022 hingga Sabtu 19 Februari 2022. Ekskavasi tahap pertama minggu lalu berhasil membuka struktur bangunan dengan ukuran 8 x 8 meter. Terlihat situs cagar budaya memiliki struktur batu bata yang besar yang diidentikkan era Kerajaan Mataram Kuno.
Hal ini diperkuat dengan adanya benda-benda bersejarah seperti yoni, arca, dan bilik relung yang identik dengan bangunan era Mataram Kuno, karena ada kemiripan dengan bangunan Candi Borobudur di Jawa Tengah.
(ADI)