SURABAYA : Sebanyak 4.092 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari berbagai negara menjalani karantina di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Pahlawan devisa tersebut tidak hanya berasal dari Jawa Timur (Jatim), tapi juga Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan.
Membanjirnya PMI tersebut tak ayal membuat kapasitas tempat tidur asrama haji milik Pemprov Jatim itu penuh sesak. Bahkan, ruang Muzdalifah yang biasanya dipakai untuk acara pertemuan disulap menjadi ruang tidur dengan menyiapkan ratusan bed.
Salah satu PMI bernama Sawal mengaku berasal dari Batang, Jateng. Laki-laki berusia 42 tahun itu merupakan PMI dari Brunei Darussalam. Dia terpaksa pulang karena kontrak kerja habis setelah 10 tahun mencari nafkah di Brunei Darussalam. Sawal tiba di Surabaya pada 2 Mei 2021. Saat kepulangan, dia menjalani serangkaian tes kesehatan dan swab PCR. Hasilnya negatif. Dari Brunei Darussalam langsung terbang menuju Juanda Surabaya.
Selanjutnya, dia harus mengisi data kemudian menjalani Swab PCR dan karantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
"Tunggu hasilnya keluar, baru boleh balik. Cakapnya macam itu," kata Sawal, Rabu malam 5 Mei 2021.
Di sisi lain, dia mengeluhkan prosedur yang cukup lama karena datang bersama dengan gelombang PMI asal Jatim. Kendati hasil tes menunjukkan negatif, dia masih harus menanti kepastian waktu pulang.
"Saya juga bingung karena harus pulang dengan biaya sendiri," katanya.
PMI lain asal Jateng lainnya, Kartini bernasib sama. Perempuan 46 tahun itu akan pulang bersama 14 kawan lainnya dari Pamulang, Kendal, dan Jepara. Sudah empat hari mereka berada di Asrama Haji.
Tangis haru seketika pecah ketika dia dikunjungi dan diajak dialog dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Kartini mendapat rezeki uang Rp2 juta dari Gubernur Khofifah. Uang tersebut sebagai biaya ganti sewa travel pulang ke daerah asalnya.
"Terima kasih bu gubernur, karena bisa membantu kepulangan kita dari luar negeri sehingga nanti saya bisa bertemu dengan keluarga,” tuturnya.
Saat sidak, Khofifah meminta Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim Nyono agar segera melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Jateng terkait prosedur penjemputan PMI dari luar Provinsi Jatim.
Berdasarkan aturan, para PMI asal luar provinsi harus pulang dengan biaya sendiri. Khofifah juga mendengarkan keluhan para perantau tersebut.
"Sabar ya bu, kondisi ini tidak hanya dialami Jatim dan Jateng tapi seluruh Indonesia," kata Khofifah.
Khofifah meminta Kadinkes Jatim memberikan surat keterangan dan Kadishub Jatim agar membekali surat perjalanan para PMI asal luar provinsi Jatim. Sebab, besok 6 Mei 2021 larangan mudik mulai berlaku. Sebab, tidak semua PMI luar Jatim mendapat bantuan seperti rombongan Kartini.
"Saya minta Kadishub melakukan koordinasi lintas provinsi," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga melakukan sidak dari ujung ke ujung Asrama Haji. Orang nomor satu di Jatim itu ingin nemastikan rombongan PMI memperoleh penanganan pelayanan kesehatan dan logistik.
(ADI)