BLITAR : Seorang kakek lulusan sekolah dasar menciptakan alat canggih yang mampu mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM). Tiga jenis BBM setara dengan premium,solar dan minyak tanah.
Sosok Muryani jadi perbincangan, lulusan sekolah dasar itu mampu menciptkan alat yang diberi nama destilator. Kakek yang kesehariannya berprofesi sebagai petugas kebersihan ini mengembangkan inovasinya lantaran gerah dengan gunungan sampah plastik di wilayahnya.
Berbekal ilmu otodidak yang ia pelajari dari berbagai sumber sejak tahun 2009, Sumari terus bereksperimen berulang kali hingga terciptalah destilator, bahkan alatnya itu sudah banyak terjual ke sejumlah pihak pemerintahan dan swasta.
Proses pengolahan sampah dengan Destilator ini cukup sederhana. Diawali dengan proses pemilahan dan pengeringan sampah plastik. Sumari dengan mudah mendapatkan bahan tersebut lantaran ia sudah membuat bank sampah khusus yang terletak di Jalan Joyo Boyo, Wlingi, Kabupaten Blitar.
Lalu tumpukan sampah plastik yang tak mudah terurai oleh tanah inipun diproses di alat destilator dengan cara disuling dengan proses pembakaran selama empat jam.
Dengan kapasitas 10 kilogram sampah plastik, destilator ciptaan Sumari mampu menghasilkan 60 persen cairan setara solar, 25 persen setara premium dan 15 persen setara minyak tanah. Hasil cairan dari alat pengolahan sampah plastik buatannya ini, ia namakan BBM plast. Kini alatnya ia jual dengan harga bervariasi, tergantung besar volume tampung alat pengolah sampah plastik ini.
"Destilator dengan ukuran tampung 10 kilogram saya jual dengan harga Rp 32 juta dan termahal dengan alat berkapasitas 1 kuintal seharga Rp 97 juta," ungkap Muryani.
BBM plast karyanya ini banyak diminati oleh masyarakat. Sebab, kualitasnya sama dengan BBM yang dijual di SPBU. Menurut salah seorang warga Yanto, selama menggunakan BBM alternatif ini motornya tidak pernah bermasalah dan tarikan motornyapun normal
"Seperti BBM pada umumnya, harganya juga lebih murah," ungkapnya.
Muryani mematok harga produk BBM plastnya ini dengan harga untuk premium Rp 7,000 untuk premium, solar dengan harga Rp 6,500 dan minyak tanah seharga Rp 9,500.
Muryani berharap pemerintah terus menunjang dan turut mengembangkan inovasi karya anak negeri sendiri ini. Sehingga mampu menjadi solusi problematika sampah plastik yang menumpuk tak terkelola dengan baik.
(ADI)