NGANJUK: Kapolres Nganjuk, AKBP Boy Jeckson, memiliki senjata tak kasat mata yang berhasil menurunkan angka kejahatan di wilayahnya. Senjata yang dimaksud adalah peningkatan kompetensi jajarannya lewat program inovatif "Polisi Belajar".
"Data yang kami miliki menunjukkan bahwa jumlah kejahatan di Kabupaten Nganjuk menurun dari waktu ke waktu. Hal ini tak lepas dari program Polisi Belajar yang bertujuan meningkatkan kemampuan seluruh personel di jajaran Polres Nganjuk," kata Boy di Nganjuk, Jumat, 11 Maret 2022.
Dia menjelaskan Polisi Belajar menjadi dasar bagi seluruh upaya pencegahan kejahatan di Polres Nganjuk. Dalam Polisi Belajar ini kompetensi personel ditingkatkan secara terus-menerus sehingga bisa lebih baik dalam mendeteksi potensi gangguan keamanan agar lebih dulu bisa dicegah.
BACA: Pelajar Curi Ban dan Velg Mobil, Sekali Bongkar 2 Menit!
"Jadi kita bermain di area hulu yakni bagaimana membangun dan meningkatkan SDM Polri yang Presisi (prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan)," jelas Boy.
Boy menyebut angka kejahatan di Kota Angin mengalami penurunan sejak dia didaulat sebagai Kapolres Nganjuk pada 15 November 2021. Sebanyak 26 kejahatan terjadi pada bulan tersebut atau sudah langsung memperlihatkan penurunan dibanding 31 kasus kejahatan pada Oktober 2021.
Angka tersebut kembali berkurang menjadi 19 pada Desember dan 18 pada Januari 2022. Tingkat penyelesaian perkara yang ditangani jajarannya pun meningkat.
"Peningkatan kompetensi dalam Polisi Belajar ini tentunya tidak cuma terkait pada upaya pencegahan, tetapi juga kemampuan petugas kepolisian dalam menyelesaikan kasus kejahatan yang terjadi. Ini yang membuat tingkat penyelesaian perkara di Polres Nganjuk juga cukup tinggi, yakni 61,53 persen kasus berhasil diselesaikan di November 2021, mencapai 84,21 persen penyelesaian pada bulan berikutnya, dan 83,3 persen penyelesaian di Januari tahun ini," ungkap Boy.
Menurut dia program Polisi Belajar yang dimaksud merupakan upaya transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis kepada petugas kepolisian di Polres Nganjuk dan seluruh Polsek jajaran. Pada praktiknya, setiap pimpinan satuan memberikan materi dan pengalamannya kepada anggota tim dalam kelas yang bersifat santai dan bisa berlangsung di mana saja.
Pembelajaran berlangsung selama 15-30 menit pagi hari dan melibatkan proses interaktif agar pembahasan bisa lebih mendalam. Boy juga menyebut pemahaman personel akan materi yang dibagikan juga diukur lewat soal-soal ujian yang dimasukkan ke dalam aplikasi Polisi Belajar Polres Nganjuk.
"Sebelum program ini, kita sudah mengukur kemampuan jajaran Polres Nganjuk terkait pemahaman akan tugas pemolisiannya dan secara berkala dilakukan tes untuk mengetahui kemajuan masing-masing personel," ujar Boy.
(TOM)