SURABAYA : Hujan deras diprediksi mengguyur 26 wilayah Jawa Timur (Jatim) saat malam tahun baru. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) turunnya hujan deras disebabkan beberapa faktor mulai dari dinamika atmosfer, fenomena CENS, hingga gelombang atmosfer Kelvin dan fenomena La Nina. Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Juanda Taufiq Hermawan, menyatakan, saat ini wilayah Jatim memasuki puncak musim penghujan.
Taufik mengatakan, monsun Asia menunjukkan aktivitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir serta adanya seruakan dingin (Cold Surge). Kondisi itu disertai fenomena CENS (Cross Equatorial Northerly Surge atau arus lintas ekuatorial) yang mengindikasikan bahwa adanya aliran massa udara dingin, dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia, melintasi ekuator.
"Kondisi itu dapat berdampak meningkatkan potensi curah hujan dan kecepatan angin di wilayah Barat Indonesia termasuk wilayah Jawa Timur," katanya, Rabu, 28 Desember 2022.
Selain itu, Taufiq menjelaskan, masih aktifnya La Nina dengan intensitas lemah, MJO (Madden-Julian Oscillation), gelombang ekuatorial Rossby, dan gelombang atmosfer Kelvin. Kemudian pola konvergensi atau pertemuan massa udara, serta kondisi suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +1.0 s/d +2.5° Celcius.
"Ini mengakibatkan suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer. Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan-awan Cumulonimbus yang semakin intens," ucapnya.
baca juga : Overstay, 6 WNA Dideportasi Imigrasi Blitar
Hal ini yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di malam pergantian tahun baru di 26 wilayah kabupaten dan kota di Jawa Timur, seperti di wilayah Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kota Batu, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Jember, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Mojokerto.
Kemudian di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Malang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ponorogo. Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban, Kota Blitar, dan Kabupaten Tulungagung.
"Untuk ketinggian gelombang di beberapa wilayah perairan Jawa Timur sudah masuk kategori tinggi hingga sangat tinggi antara 2,5 sampai 6,0 meter," ujarnya.
Adapun wilayah yang berpotensi diterjang ombak tinggi antara lain di wilayah Perairan Kalteng bagian Timur, Laut Jawa timur Masalembo, Laut Jawa utara Bawean, Perairan Utara Madura. Selain itu di Laut Jawa selatan Bawean, Perairan Kepulauan Sapudi, Perairan Tuban-Lamongan, Perairan Kep. Kangean, Laut Jawa barat Masalembo, Perairan selatan Jawa Timur, dan Samudera Hindia selatan Jawa Timur.
"Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkan seperti potensi genangan, banjir, banjir bandang, tanah longsor, hujan es, puting beliung dan angin kencang," pungkasnya.
(ADI)