Larang Mudik, 7 Wilayah Perbatasan Jatim akan Disekat

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dengan Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta Rapat Koordinasi persiapan Operasi Ketupat dan persiapan Lebaran termasuk antisipasi mudik lebaran (Foto / Metro TV) Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dengan Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta Rapat Koordinasi persiapan Operasi Ketupat dan persiapan Lebaran termasuk antisipasi mudik lebaran (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Tujuh wilayah perbatasan Jawa Timur (Jatim) akan dilakukan penyekatan untuk mengantisipasi pemudik. Keputusan tersebut diambil dalam rapat bersama Forkopimda Jatim persiapan Idul Fitri di Polda Jatim, Rabu 21 April 2021.

Ketujuh titik tersebut yakni jalur Tol Ngawi-Solo, jalur Arteri Ngawi berbatasan dengan Sragen, Banyuwangi berbatasan dengan Bali, dan Magetan perbatasan dengan Karanganyar. Selain itu Tuban berbatasan dengan Rembang, Pacitan perbatasan dengan Wonogiri, dan Bojonegoro berbatasan dengan Cepu.

"Jadi ada titik-titik yang memang kita lakukan penyekatan secara detail di situ," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, usai mengikuti Rapat Koordinasi persiapan Operasi Ketupat dan persiapan Lebaran termasuk antisipasi mudik lebaran.

Khofifah mengatakan, kebijakan penyekatan di tujuh perbatasan itu sesuai dengan Instruksi Mendagri Nomor 9 Tahun 2021 tentang Larangan Mudik. Karena itu, pihaknya meminta masyarakat memahami dan mengikuti aturan tersebut. Menurutnya, di posko penyekatan tersebut seluruh kendaraan dari luar daerah akan diperiksa. Mereka yang terbukti akan melakukan perjalanan mudik akan lansung diminta putar balik, atau bahkan menjalani karantina selama lima hari.

"Di beberapa titik penyekatan ada proses putar balik. Mereka akan diminta kembali ke daerah asal. Bukan daerah tujuan ya, supaya mereka bisa menghindari kemungkinan hal yang tidak diinginkan," katanya.

Khofifah mengatakan, antisipasi pemudik itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, terutama pada lansia. Sebab, berdasarkan data, 48,3 lansia berpotensi meninggal dunia bila terkonfirmasi positif Covid-19.

"Padahal mungkin tujuan utamanya adalah silaturahmi dengan yang paling dituakan di keluarga itu. Oleh karena itu, kalau kita menyayangi keluarga kita, terutama para pinisepuh (lansia) di keluarga, kita harus menjaga kesehatannya," pungkasnya.

 


(ADI)

Berita Terkait