Gunung Semeru Kembali Aktif, 19 Kali Gempa Letusan dalam 6 Jam

Gunung Semeru yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Senin (22/1/2024) pagi. (ANTARA/HO-PVMBG) Gunung Semeru yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Senin (22/1/2024) pagi. (ANTARA/HO-PVMBG)

Lumajang: Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas. Tercatat 19 kali gempa letusan terjadi sepanjang pukul 00.00-06.00 WIB, pada Senin, 22 Januari 2024.

Petugas Pos Pengamatan Gunung api Semeru, Yadi Yuliandi, mencatat belasan gempa letusan tercatat di kisaran amplitudo 10-21 mm dan durasi gempa 65-140 detik.

"Semeru juga mengalami gempa embusan dengan amplitudo 4-6 mm, dan lama gempa 52-75 detik," katanya di Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dikutip dari Antara, Senin, 22 Januari 2024.

Selain itu juga terekam dalam seismograf bahwa terjadi 2 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 14-39 mm, S-P 15-16 detik dan lama gempa 39-74 detik. Secara visual, Gunung Semeru tertutup kabut walaupun asap kawah tidak teramati. 

"Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah timur laut dan timur," jelasnya.

Aktivitas Gunung Semeru mulai meningkat pada periode pengamatan pukul 00.00-24.00 WIB,  Minggu, 21 Januari 2024. Petugas mencatat 69 kali gempa letusan, tiga kali gempa guguran, 13 kali gempa embusan, dua kali harmonik, satu kali gempa vulkanik, dan empat kali gempa tektonik jauh.

Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan Gunung Semeru masih pada Level III atau Siaga. Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas 13 km dari puncak di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan.

Masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas apa pun di radius 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan. Sebab, wilayah ini terdampak penyebaran awan panas dan aliran lahar hingga 17 km dari puncak.

"Kemudian tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," jelasnya.

Masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.


(SUR)

Berita Terkait