Imbas Penularan PMK, Pasar Hewan Ditutup Sementara

Gubernur Jatim Khofifah ketika meninjau peternakan di Lamongan yang sapinya terjangkit wabah kuku mulut  (Foto / Metro TV) Gubernur Jatim Khofifah ketika meninjau peternakan di Lamongan yang sapinya terjangkit wabah kuku mulut (Foto / Metro TV)
LAMONGAN : Pemerintah telah memberlakukan penutupan sementara terhadap sejumlah pasar hewan. Penutupan seiring ditemukannya kasus PMK (penyakit mulut dan kuku) yang menyerang hewan ternak di Lamongan. Terdeteksinya kasus PMK di Lamongan ini bersamaan dengan 3 Kabupaten lain di Jawa Timur yakni Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto.

Temuan penyakit yang menyerang ternak berkuku belah seperti sapi, kambing, kerbau, domba, dan babi ini berdasarkan hasil laboratorium yang dilakukan pada tanggal 5 Mei 2022 lalu. Padahal dari data yang dihimpun, Indonesia telah dinyatakan bebas dari PMK sejak tahun 1986 silam. Sehingga masuknya virus PMK ke Indonesia ini diperkirakan akibat dari impor ilegal kambing/domba dari negara yang belum terbebas dari PMK.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan pihaknya sudah sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang terjangkit PMK. Pihaknya akan membawa data tersebut ke Dirjen peternakan dan kesehatan hewan, pusvetma (pusat veteriner farma), dan BBVET (Balai Besar Veteriner). Selain itu, hewan yang terkonfirmasi PMK dengan memberikan suntikan obat-obatan berupa analgesik, antibiotik, serta vitamin.

“Pendekatannya relatif agak mirip dengan pengendalian covid-19, sehingga yang ditemukan positif PMK maka harus diisolasi. Ternak dari daerah yang terkonfirmasi PMK jangan keluar, dan yang di luar jangan masuk, sambil proses pengobatan berlangsung,” ujar Khofifah.

Baca juga : Biaya Perawatan Korban Seluncuran Ambrol Waterpark Kenjeran Ditanggung Manajemen

Pihaknya menjelaskan, proses penyebaran PMK ini disinyalir melalui angin dan karbon, sehingga radius angin tersebut memungkinkan penyebarannya bisa cepat terjadi. Selain itu, tambahnya, penyebaran tersebut juga bisa melalui lendir, sehingga 1 kandang ternak bisa berpontensi tertular.

Menyikapi hal ini, Khofifah kemudian mengimbau agar pasar hewan harus ditutup sementara. Dengan begitu, kasus PMK yang terjadi di Lamongan bisa berangsur membaik kondisinya.

“Dari proses kemarin dan hari ini kita lihat setelah dua kali suntik relatif sudah mulai ada proses pemulihan, maka kita berharap nanti 3 hari lagi akan ada proses penyuntikan kembali baik analgesik, antibiotik, maupun vitamin. Mudah-mudahan setelah itu sudah langsung membaik,” terangnya.

Lebih lanjut terkait vaksin virus yang pernah digunakan pada tahun 1986, Khofifah berkata, jika Pemprov telah melakukan pengajuan penetapan status outbreak (wabah) pada 4 kabupaten agar dapat mengajukan permintaan vaksin melalui OIE.

Sementara itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengungkapkan, kasus ini berawal dari deteksi sapi di Dusun Pilanganom Desa Balungwangi Kecamatan Tikung. Munculnya kasus ini juga ditandai dengan adanya gejala seperti hipersalivasi, nafsu makan turun, panting, dan suhu tubuh agak demam, utamanya pada sapi yang baru dibeli.

“Pelacakan dan pengujian telah dilakukan oleh tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan hingga 6 Mei, dan diperoleh hasil 4 dari 27 kecamatan di Lamongan terserang suspect PMK, yakni Kecamatan Tikung, Kembangbahu, Sarirejo, dan Turi,” ungkap Bupati Yuhronur.

Secara rinci Yuhronur mengatakan bahwa total populasi yang terjangkit di Kabupaten Lamongan ada 215 ekor dari 23 peternak. Sehingga para peternak langsung diedukasi agar ternaknya yang sakit untuk tidak dijual. Lalu juga dilakukan pengobatan simtomatik dan supportif pada kasus, serta melakukan kerjasama lintas sektoral.

“Untuk sementara pasar hewan dilakukan penutupan, ini kita maksudkan untuk menghindari penularan yang lebih besar lagi di Lamongan. Mencegah masuknya ternak baru dan keluarnya ternak yang sakit, saya harap masyarakat tetap tenang dan tidak panic selling, Insya Allah semua akan baik-baik saja,” pungkasnya.


(ADI)

Berita Terkait