Deputi Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Juwono mengatakan pengendalian inflasi harus harus dilakukan terus menerus dan melibatkan seluruh pihak terkait. Pihaknya akan terus bekerja sama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi.
“Di luar sana inflasi diproyeksi mencapai 6-7 persen secara tahunan di 2022. Oleh karena itu, kita harus bersama-sama menurunkan di bawah itu,” kata Doni, dilansir dari Antara, Senin, 24 Oktober 2022.
Ia menuturkan, tidak seperti negara lain yang tengah mengalami inflasi, di Indonesia inflasi masih diiringi oleh pertumbuhan ekonomi.
BI juga sudah melakukan berbagai cara untuk mengendalikan inflasi. Di antaranya, menaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.
“Kebijakan tersebut diambil untuk menurunkan ekspektasi yang sebesar 7 persen itu. Jadi, kita overoothing itu,” ujarnya.
BI pun terus menjaga kestabilan nilai tukar rupiah lewat intervensi pasar guna mencegah imported inflation atau inflasi yang disebabkan oleh barang impor.
“Kami juga melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah, antara lain melalui optimalisasi belanja tidak terduga, menjaga pasokan, menjaga kelancaran distribusi barang pangan, dan memperkuat ketahanan pangan,” katanya.
Bank Indonesia akan terus saling bahu membahu dengan pemerintah pusat dan daerah. Tujuannya, untuk membuat program pengendalian inflasi dari hulu hingga hilir.
“Apresiasi saya untuk Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan kali ini yang menyelenggarakan program pasar murah, penyaluran benih, sehingga menjadi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terbaik,” katanya.
(SUR)