Kekeringan Situbondo Meluas, 11 Desa Krisis Air Bersih

Warga di Dusun Polai, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa  berjalan kaki sambil memikul air bersih yang dibelinya. (metrotv) Warga di Dusun Polai, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa berjalan kaki sambil memikul air bersih yang dibelinya. (metrotv)

SITUBONDO: Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Situbondo, Jawa Timur sejak tiga bulan lalu kini mulai dirasakan masyarakat yang berada pegunungan. Untuk mendapatkan air, warga harus berjalan kiloan meter.

Warga di Dusun Polai, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa misalnya, terpaksa berjalan kaki sambil memikul air bersih yang dibelinya. Dalam satu jurigen berisi 30 liter seharga Rp 500. Setiap hari, warga membutuhkan sedikitnya enam jerigen untuk memasak, mandi dan ternak.

"Setiap hari berjalan menuju tandon air milik warga yang memasang bor. Beli enam jerigen, " ujar Ningsih, salah satu warga.

Tidak hanya Dusun Polai, kondisi serupa juga terjadi di 11 desa dari delapan kecamatan yang terdampak krisis air bersih akibat kemarau melanda.

BACA: Sabar, ODGJ Ngawi Berontak Saat Divaksin

Bahkan sebagian warga yang tak memiliki uang untuk membeli air bersih, mereka memanfaatkan sungai dan mata air yang hanya menetes di bebatuan tebing.

Selain itu, ada juga yang berhutang untuk membeli air bersih. Meraka akan membayar saat panen tanaman pertanianya, seperti ketela pohon atau komak.

Warga berharap segera ada bantuan  droping air bersih dari pemeritah Kabupaten Situbondo. Selain itu ke depanya minta adanya sumur bor atau pipanisasi ke mata air agar warga tak lagi kesulitan air.

"Banyak yang tak sanggup kalau harus membeli setiap hari. Kondisi warga di pegunungan sangat memprihatinkan, " keluhnya.

 


(TOM)