Hari Lahan Basah Sedunia, 25 Ekor Burung Air Dilepas di Ujungpangkah

Sebanyak  25 ekor burung air di lepas ke habitat aslinya kawasan ekosistem esensial (KEE) Desa Banyu Urip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. (metrotv) Sebanyak 25 ekor burung air di lepas ke habitat aslinya kawasan ekosistem esensial (KEE) Desa Banyu Urip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. (metrotv)

GRESIK: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melepasliarkan 25 ekor burung air ke habitat aslinya di kawasan ekosistem esensial (KEE) Desa Banyu Urip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Pelepasliaran burung air melalui Direktorat Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Lahan Basah Sedunia.

Sebanyak 25 ekor burung air sumbangan dari Kebun Binatang Surabaya ini terdiri dari burung kowak malam kelabu sebanyak 10 ekor dan ibis putih kepala hitam sebanyak 15 ekor.

Pelepasliaran burung ini dilakukan direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial,  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik dan perwakilan 3 desa di kecamatan ujungpangkah.

Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial, Asep Sugiharta mengatakan pelepasliaran burung air ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan hari lahan basah sedunia.

"Kawasan Ujungpangkah Gresik ini bulan lalu dijadikan kawasan ekosistem esensial oleh gubernur Jawa Timur sebagai upaya pelestarian berbagai macam spesies air.  Termasuk beragam jenis burung migrasi dari berbagai negara di dunia, " ujarnya.

Melalui pelepasliaran spesies burung air ini, lanjut Asep diharapkan populasi burung air semakin meningkat di habitat aslinya di hutan mangrove.

"Melalui kegiatan ini pula diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lahan basah, meningkatkan peran aktif pemerintah daerah dan berbagai pihak dalam bidang konservasi lahan basah untuk perlindungan ekosistem lahan basah di Indonesia, " harapnya.  

 


(TOM)

Berita Terkait